Sabtu, 04 April 2015

Mencari Tuhan Dengan Motivasi yang Benar

Mencari Tuhan Dengan Motivasi yang Benar
Yesaya 55:1-13


Dalam pembacaan kita malam ini, konteks yang ingin disampaikan kepada kita ialah mengenai seruan/perintah untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan. Artinya bahwa Tuhan Allah menuntut respons segera yang benar dari kita sebagai umat-Nya terhadap seruan/perintah tersebut. Dan kita dapat merespon seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan tersebut dengan cara mencari-Nya (ayat 6).
            Oleh karena itu, sebagai orang-orang percaya maka kita harus mencari Tuhan dengan Motivasi yang benar. Mengapa kita harus mencari Tuhan dengan motivasi yang benar? Kita harus mencari Tuhan dengan motivasi yang benar karena kebenaran-kebenaran yang tertulis dalam Yesaya 55:1-13, yakni:
I.                    Karena Tuhan rindu bersekutu dengan kita (Ayat 3c).
      Para Opsir dan rekan-rekan kadet, ayat ini ingin menyatakan kepada kita bahwa  ketika kita membangun persekutuan dengan Tuhan, maka Tuhan akan dekat dengan kita . Dan tanpa kita minta pun, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Oleh karena itu, carilah Tuhan, karena Dia rindu hendak mengikat perjanjian abadi dengan kita. Mungkin saat ini kita merasa kurang nyaman dengan hati dan pikiran kita sehingga membuat kita putus asa maka carilah Tuhan karena Tuhan juga rindu agar kita bersekutu dengan-Nya. Dia sedang menanti kita supaya kita juga menerima janji-janji-Nya dalam hidup kita.

II.                  Karena Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita (ayat 8).
      Tuhan punya rencana yang indah bagi kita. Bagi orang yang benar-benar setia mencari Tuhan, Tuhan dekat padanya. Yeremia 29:11 berkata “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Oleh karena itu kalau kita butuh damai sejahtera, nas ini adalah jawabannya. Tuhan Allah ingin anak-anak-Nya sukses. Tuhan tidak merancang kita jadi orang orang Kristen yang miskin, yang menderita, yang mudah menyerah, yang gagal terus, sakit-sakitan, tetapi Tuhan ingin supaya kita berhasil. Kalau kita tidak berhasil atau kita selalu mengalami masalah berarti kitalah yang perlu mengoreksi diri kita sendiri. Jadi, carilah Tuhan karena ada rencana indah yang ia sediakan bagi kita.

Kesimpulan:

            Akhirnya saudaraku, carilah Tuhan dengan motivasi yang benar karena  Tuhan rindu bersekutu dengan kita, dan karena Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita. Amin 

Ujian Iman


Ujian Iman

Matius 15:21-28

Setiap kita yang sedang atau pernah mengikuti suatu pendidikan, pasti pernah mengalami yang namanya ujian. Ujian-ujian yang dilaksanakan berguna untuk mengukur tingkat iq kita, dan bahkan sebagai syarat mutlak sebelum kita naik ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dan yang namanya ujian itu pasti tidaklah menyenangkan, karena kita harus menghafal lagi semua pelajaran-pelajaran sampai larut malam, kita juga harus selesaikan tugas-tugas yang diberikan, dan bahkan kita juga harus cape-capean mempersiapkan catatan-catatan kecil sebagai contekan yang kadang bukanlah jawaban dari soal-soal ujian kita. Betulkan?
            Saudara-saudaraku, bukan hanya dalam kehidupan pendidikan atau dunia saja ada yang namanya ujian, bahkan dalam kehidupan kerohanian kitapun mendapatkan suatu ujian, yakni ujian iman. Dalam pembacaan kita ini dicatat bahwa Yesus sedang menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon setelah Ia bersoal jawab dengan beberapa orang Farisi dan ahli Taurat. Dicatat dalam Markus7:24-30 bahwa Yesus tidak mau diketahui oleh orang lain perihal kedatangan-Nya. Namun sekalipun demikian ternyata kedatangan Yesus tidak bisa dirahasiakan karena ke mana pun Yesus pergi, Dia akan selalu menjadi fokus perhatian banyak orang. Dan kedatangan-Nya itupun diketahui oleh seorang perempuan Kanaan yang mempunyai seorang anak yang sedang kerasukan setan. Kisah ini sangat menarik mengingat perempuan ini adalah seorang Kanaan (golongan kafir) yang bagi orang Yahudi tidak layak untuk bergaul dengan orang-orang Yahudi. Namun iman yang diperoleh dari keberanian dan ketabahan perempuan ini dalam menghadapi tantangan atau ujian, mendapat pujian dari Yesus dan bahkan apa yang diinginkannya akhirnya didapatkannya.
            Sebagai orang-orang Kristen, kita harus mengalami ujian iman untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan.
Apa sajakah ujian iman yang harus kita alami?
            Ujian iman yang harus kita alami ditunjukkan dari sikap-sikap Tuhan Yesus Kristus kepada perempuan Kanaan seperti yang tertulis dalam Matius 15:21-28, yakni:

 1.  Ketika Tuhan seolah-olah terdiam (ayat 23)
                                    Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada tidak dipedulikan oleh seseorang yang sangat kita harapkan mampu menolong kita. Ketika kita sudah berharap sepenuhnya kepada orang tersebut namun orang orang itu sama sekali tidak memberi perhatian, hal itu akan sangat mengecewakan. Hal yang sama dialami oleh perempuan Kanaan ini. Dia datang kepada Yesus dengan harapan yang besar bahwa Yesus akan menolongnya. Namun apa yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya. Yesus tidak menjawabnya sama sekali. Suatu keadaan yang sangat menyakitkan. Tapi sikap perempuan ini sangat mengagumkan, dia tidak undur sedikitpun. Ini merupakan satu sikap yang patut diteladani oleh semua orang.
                                    Ketika Tuhan seolah-olah tidak berbicara apa-apa, seolah-olah tidak mendengar sama sekali seruan kita dalam kesesakan kita, seolah-olah Tuhan tidak mau menolong kita, jangan menyerah, teruslah berseru kepada-Nya. Dalam keterdiaman-Nya, Tuhan sedang memproses ketekunan dan pengharapan kita. Tuhan sedang mengajar kita untuk terus memandang dan berharap kepada-Nya. Melalui proses diam, kualitas iman kita sedang diperbaiki. Apakah dalam keadaan yang sepertinya Tuhan tidak menolong, kita masih tetap berharap dengan iman atau kita menjadi undur dari Tuhan? Ingatlah saudaraku, ketika Tuhan seolah-olah terdiam terhadap seruan kita, ketahuilah kita sedang mengalami ujian iman.

 2.  Ketika Tuhan seolah-olah menolak kita (ayat 24-25)
                                    Ketika Tuhan tidak memberi jawaban/respon dan murid-murid berusaha mengusirnya, perempuan ini tetap berharap penuh kepada Yesus dan dia tidak berbalik pulang dengan kekecewaan. Dia terus berada di tempat itu. Akan tetapi ujian iman selanjutnya harus dilalui oleh perempuan ini. Kali ini Yesus membuka suara namun bukan suatu pernyataan yang diharapkan oleh perempuan ini, karena kalimat yang diucapkan Yesus bernada penolakan. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus tidak untuk orang-orang di luar Israel. Suatu penantian dan pengharapan yang lagi-lagi menyakitkan. Seolah-olah Yesus menolak memberikan pertolongan. Kembali perempuan ini memperlihatkan sikap yang sangat mengagumkan. Dia tidak putus asa, sebaliknya dia malah semakin mendekat dan menyembah Yesus. Dia lebih merendahkan dirinya dengan pengharapan yang besar.
                                    Terkadang kita merasa ditolak Tuhan dan sepertinya Tuhan memalingkan wajah dan tidak memberi pertolongan sama sekali ketika kita sedang dalam tekanan. Namun dalam keadaan seolah-olah Tuhan menolak kita dan semua jalan keluar dari masalah kita sepertinya ditutup, jangan pernah menyerah! Karena dalam keadaan seperti ini, Tuhan sedang menguji kesabaran kita dan kesabaran itu akan membuahkan hasil yang sangat indah. Amsal menuliskan, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, ....” (Amsal 16:32)

 3. Ketika Tuhan seolah-olah merendahkan dan mempermalukan (ayat 26-27)
                                    Ujian iman ketiga yang dilalui oleh perempuan Kanaan ini adalah direndahkan dan dipermalukan. Matius mencatat bahwa ketika perempuan ini semakin mendekati Yesus dan menyembah, Yesus menjawab bahwa tidak patut memberikan makanan anak-anak kepada anjing. Dikatakan sebagai anjing tentu bukan hal yang menyenangkan sebaliknya itu akan sangat menyakitkan. Akan tetapi perempuan ini tetap bertahan dan tidak menyerah, dia membenarkan apa yang dikatakan Yesus, dan semakin merendahkan dirinya di hadapan Yesus. Suatu sikap yang sangat menakjubkan dan mengagumkan sehingga Yesus pun memberi pujian. Dan imannya yang besar itulah yang menyembuhkan anaknya seketika itu juga. Iman yang diperoleh melalui berbagai ujian yang cukup berat.
                                    Seringkali sebagai anak-anak Tuhan, kita mengalami situasi di mana kita merasa sangat dipermalukan dan sangat direndahkan. Jangan berputus asa dan kehilangan harapan. Yesus tidak sedang mempermalukan kita, sebaliknya Dia sedang menguji ketabahan, kesetiaan dan kerendahan hati kita. Ujian kerendahan hati adalah ujian yang paling berat. Tetapi jika kita berhasil melaluinya, kita akan memperoleh hasil yang luar biasa, seperti perempuan Kanaan itu.

Penutup:
            Saudaraku, mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini, didiamkan, ditolak dan direndahkan, tapi jangan pernah putus asa tetaplah setia dan berharap kepada-Nya karena Tuhan tidak akan membiarkan kita tertekan oleh masalah terus menerus. Sabar dan pujilah Dia karena Ia sedang menuntun kita kepada rencana-Nya yang besar. Jawaban akan kita terima pada waktu yang tepat karena Tuhan tidak mengenal kata “terlambat.” Tetaplah setia dan berharap kepada-Nya dan kita akan terheran-heran melihat apa yang Tuhan lakukan. Amin.

RAHASIA MENJADI BESAR

RAHASIA MENJADI BESAR
Markus 10 : 35 - 45

Saudara-saudara yang kekasih.....
Setiap kita umat manusia ingin tumbuh menjadi besar secara fisik dan tidak ingin kecil terus
Anak kami wasti hampir tiap pagi saya dan istri saya selalu memberikan Vitamin agar dia mempunyai nafsu makan dan bertumbuh besar dan memjadi dewasa

            Pembacaan kita sat ini mengisahkan tentang kedua murid Yesus yaitu Yakobus dan Yohanes. Dimana Kedua murid ini cukup unik, keunikan mereka dikarena Keduanya adalah orang yang mempunyai semangat dan juga mempunyai sifat tempramen atau emosian sehingga terkadang kedua murid Yesus ini bertindak menurut emosi mereka. Dalam kisah yang kita baca pada pasal ini, dimana Keduanya meminta untuk berada di sebelah kanan dan kiri Yesus dalam Kerajaan Surga,  Atau dengan kata lain keduanya ingin menjadi yang terkemuka atau yang terbesar di antara murid yang lain. Besar dalam hal ini bukanlah besar secara fisik namun yang dimaksudkan adalah besar dalam arti dihargai, disanjung, dihormati, dipuji, lebih dari orang lain. Keinginan untuk menjadi besar adalah juga keinginan semua manusia, karena hal ini merupakan salah satu sifat dasar manusia.

            Saudara-saudaraku yang diberkati oleh Yesus Kristus....
Dalam percakapan antara Yesus dan kedua murid dalam hal permintaan mereka, Yesus tidak menolak ataupun menerima begitu saja tetapi Yesus memberikan gambaran bahwa untuk menjadi besar dan terkemuka tidak bisa diperoleh dengan mudah, ada hal yang harus dilakukan untuk itu. Melalui jawaban Yesus kita bisa mengetahui apa rahasia untuk menjadi seorang yang besar dan terkemuka. Ini jugalah yang dilalui oleh Yesus sehingga Ia menjadi pribadi yang terkemuka.
Saya dan saudara bisa menjadi Besar (yaitu besar dalam konteks Alkitabiah) contoh sikap yang dimiliki oleh Yesus dalam pembacaan kita yaitu :

 1. Rela Berkorban (Bayar Harga) - ayat 45.

            Saudara-saudaraku, Rela berkorban adalah hal yang sulit untuk dilakukan oleh setiap manusia sekalipun dia orang yang percaya kepada Yesus (contonya seperti saya dan saudara-saudara). Mengapa saya katakan demikian ? sebab dalam pengorbanan berisi kesungguhan untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.
Memang benar banyak orang orang-orang mau berkorban,memang benar bayak orang mau melakukan sesuatu, mau memberikan apa saja tetapi pada akhirnya mereka menuntut (contoh pemilihan presiden & wakilnya, dimana kedua kandidat ini rela berkorban asalkan mereka dipilih).
            Jawaban yang Yesus berikan kepada Yakobus dan Yohanes adalah suatu hal yang sedang dijalani oleh Yesus. Sebenarnya sebagaimana kita ketahui bahwa Yesus adalah penguasa alam semesta dan Raja di atas segala raja yang terkemuka di surga dan di bumi. Namun Ia rela berkorban masuk ke dunia ini mati untuk menebus dosa manusia dan untuk menjadi teladan bagi manusia. Pengorbanan Yesus bukanlah suatu hal yang mudah dalam perwujudan-Nya sebagai manusia yang terbatas dalam banyak hal,  namun Ia mau melakukan semua itu dengan kesungguhanNya karena DIA mengasihi saya dan saudara-saudara. Saudara kalau kita renungkan sejenak seandainya Yesus membatalkan pilihan-Nya atau tidak mau berkorban untuk saya dan saudara-saudara untuk mati di kayu salib, saya tidak tau apa yang terjadi pada kita semuadan juga menjadi musibah besar bagi manusia dan juga Yesus tidak akan dikenang sebagai seorang yang besar dan terkemuka yang layak dipuja dan disembah. Namun karena pengorban-Nya, Ia menjadi seorang tokoh yang paling besar dan terkenal di dunia ini.
Saudara-saudara Yesus memberikan teladan bagi kita....... Yesus mau menunjukkan bahwa untuk menjadi yang terkemuka ada harga yang harus dibayar. Jika seseorang ingin berhasil, punya kedudukan tinggi sehingga dihormati dan dipuji oleh banyak orang, maka ia haruslah tekun dalam bekerja dengan giat bukan bermalas-malasan. Seorang yang malas tidak akan mungkin berhasil dan dihormati.

            Dalam ayatnya yang ke 39, Yakobus dan Yohanes menyanggupi jawaban Yesus bahwa untuk menjadi besar mereka harus minum cawan penderitaan. Hal itu terbukti dalam kehidupan mereka. Yakobus menjadi target utama Herodes untuk dibunuh, sedangkan Yohanes harus menderita dalam pembuangan di pulau Patmos. Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang terkemuka dan diakui kebesaran mereka oleh orang-orang pada zamannya.

 2.  Menjadi Pelayan / Hamba - ayat 43,44

Menjadi pelayan atau hamba yang dimaksud dalam ayat 43 &44 adalah suatu tindakan yang dipilih dengan bebas tanpa paksaan dan dengan penuh kesadaran. Hal ini telah dilakukan oleh Yesus ketika Ia membasuh kaki murid-murid-Nya. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran penuh tanpa ada paksaan. Yesus mengajarkan demikian dan Ia pun melakukannya. Itu rahasia kedua dari Yesus untuk menjadi besar dan terkemuka.
               
            Saudara-saudara yang diberkati Tuhan...... Menjadi hamba untuk memperoleh kedudukan terkemuka sangat berbeda dengan pandangan dunia, dimana pandangan dunia mengatakan yang besar adalah bos dan pelayan yang terkecil. Namun Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi yang terbesar, kita harus mau dan rela menjadi pelayan yang mau melayani semua orang. Seorang pelayan/hamba adalah seorang yang aktifitasnya tidak terpusat pada diri sendiri melainkan pada orang lain. Makna dari kata-kata Yesus ini sebenarnya mengarah ke sikap hati kita. Apapun pekerjaan kita baik itu atasan maupun bawahan, baik bos ataupun pelayan, atau apa saja kedudukan kita semua bergantung pada sikap hati kita, kerendahan hati kita. Itu sebabnya Yesus memberi contoh dalam Matius 18:1-5, bahwa seorang yang besar harus menjadi seperti anak kecil yang hatinya penuh dengan kepolosan, ketulusan tanpa kepura-puraan dan kebohongan dan hati yang mau berkorban bagi orang lain.

            Tetapi pada kenyataanya banyak anak-anak Tuhan yang tidak mau menjadi pelayan/hamba karena pikir mereka tidak mampu untuk melakukannya, bahkan banyak anak-anak Tuhan yang berbaling dari Tuhan, yang menjauh dari Tuhan karena pikir mereka saya hanya akan menjadi kecil terus dan tidak di hargai oleh orang lain bahkan ada yang menjual iman karena takut hidup susah.....
               
            Orang yang besar selalu mengutamakan kepentingan orang banyak. Seorang yang besar tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Itulah yang dilakukan oleh Yesus selama berada di dunia ini. Ukuran kebesaran seseorang bukanlah kedudukan tinggi, bukan kekayaan tetapi ukurannya lebih kepada seberapa besar orang itu mau berkorban dan melayani orang lain.
Jadi saudara-saudara yang dikasihi Tuhan...... saya dan saudara-saudara bisa menjadi besar (dalam konteks alkitabiah bukan Fisik) dengan melihat sikap-sikap Yesus yang rela berkorban dan mau melayani orang lain, Tuhan memberkati kita, AIMN......





Berani Meminta Maaf

Berani Meminta Maaf
Kejadian 33:4 dan Roma 12:10

            Pembacaan kita Hari ini berbicara mengenai 2 orang bersaudara yang telah kembali hidup berbaikkan, yakni Yakub dan Esau. Yakub dan Esau adalah anak kembar, ibunya bernama Ribka, dan ayahnya bernama Ishak. Dulunya, Esau sangat membenci Yakub karena bagi Esau bahwa adiknya Yakub itu telah mencuri “hak kesulungan Esau” atau “hak Esau yang harusnya ia terima sebagai anak pertama” (Kejadian 26). Oleh karena itu nama Yakub mendapat istilah penipu. Karena Yakub tahu bahwa Esau kakaknya itu ingin membunuhnya maka ia pun melarikan diri dari rumahnya. Setelah melakukan perjalanan yang jauh, maka Yakub tiba di negeri Bani Timur untuk bertemu dengan pamannya yang bernama Laban dan Yakub pun  tinggal di situ. Yakub adalah seorang pekerja yang rajin sehingga ia menjadi seorang yang sangat kaya.

            Selain seorang pekerja yang rajin, Yakub merupakan seorang yang berhati baik. Hal ini terlihat di mana Yakub mengutus orang-orangnya untuk menemui Esau untuk memberitahukan bahwa dirinya ingin bertemu dengan Esau untuk mendapatkan kasih Esau (supaya ia dimaafkan – Kejadian 32:3-5) walaupun sebenarnya Yakub sangat takut untuk bertemu dengan Esau.  Akan tetapi setelah mereka bertemu, mereka berdua malahan saling berpelukan dan seperti tidak memiiliki masalah satu dengan yang lainnya seperti dalam pembacaan kita tadi.

            Memang tidaklah mudah untuk meminta maaf apalagi memaafkan orang yang sudah berbuat jahat kepada kita, akan tetapi Tuhan inginkan supaya kita semua hidup saling mengasihi (Roma 12:10). Oleh karena itu, kita harus mau atau kita harus berani untuk meminta maaf. Jangan pernah malu untuk meminta maaf, jangan gengsi untuk meminta maaf. Mau kita yang salah atau teman kita yang salah, kita harus tetap meminta maaf supaya kita juga bisa hidup damai dengan teman kita, tidak saling bermusuhan. Ada banyak cara kita meminta maaf. Mungkin kita bisa meminta maaf dengan cara traktir teman itu makan, atau kita ajak dia jalan-jalan ramai-ramai, atau dengan cara yang lain. Yang mesti kita ingat, ketika kita mulai merasa kayaknya saya dengan teman saya ini lagi ada masalah deh, maka yang harus kita lakukan ialah meminta maaf supaya kita dapat lagi bermain bersama. Dengan kita berani meminta maaf berarti kita menunjukkan sikap dari seorang pengikut Kristus.

Kamis, 02 April 2015

Allah Memberikan Kekuatan



Allah Memberikan Kekuatan
II Korintus 4:1-15


Kita semua pasti pernah menyaksikan pertandingan sepak bola, dan pasti  juga sudah mempunyai pemain idola. Akan tetapi saudaraku, tidak semua orang dapat menjadi pemain sepak bola yang baik, sebab menjadi petarung sepak bola membutuhkan kekuatan fisik maupun kemampuan tehnik supaya dapat meraih kemenangan. Itu sebabnya sebuah klub sepak bola yang baik memiliki tenaga pelatih. Dari pelatih tersebut, para pemain menerima bimbingan tehnik untuk bermain sepak bola yang berprestasi. Begitu juga kita saudaraku dalam hal iman, orang-orang Kristen adalah petarung-petarung iman. Namun kita tidak perlu khawatir karena Allah yang adalah sumber kekuatan kita, memberikan kepada kita kekuatan yang melimpah-limpah.
            Allah selalu memberikan kekuatan yang melimpah-limpah kepada orang - orang percaya (Kristen)
Mengapa Allah selalu memberikan kekuatan yang melimpah-limpah kepada orang-orang percaya (Kristen) ?. Allah selalu memberikan kekuatan yang melimpah-limpah kepada orang Kristen  karena tujuan-tujuan yang tertulis dalam II Korintus 4:1-15, yaitu 
1. Agar mampu hidup aktif untuk memberitakan Kristus (3-5)
            Orang-orang Kristen dipanggil untuk memberitakan Yesus Kristus. Oleh karena itu, setiap orang Kristen harus menyadari betul bahwa setelah ia ditebus ia harus memberitakan Yesus Kristus yang telah menebus dosa-dosanya supaya orang-orang lain percaya dan menerima tebusan serta hidup dalam kesucian di dalam Yesus Kristus, sehingga mereka tidak binasa dalam neraka. Untuk berhasil dalam memberitakan Yesus Kristus, kita sebagai orang-orang yang telah menerima penebusan itu memerlukan kekuatan dari Allah. Kekuatan dari Allah ibarat bahan bakar yang membuat hidup yang telah ditebus menjadi aktif dalam memberitakan Yesus Kristus, baik tentang kehidupan-Nya, kemenangan-Nya, dan juga pengalaman penderitaan-Nya hingga kematian-Nya di dunia ini.
2. Agar mampu memahami penderitaan sebagai sesuatu yang berguna untuk menarik hidup kita kepada Tuhan (10)
            Menjalani hidup sebagai orang Kristen di dalam dunia ini tidak mudah. Terkadang kita mengalami kesukaran, aniaya, fitnahan, dan penderitaan dalam kehidupan ini. Akan tetapi kita tidak perlu kaget atau bahkan mengeluh, karena pengalaman tersebut telah dilalui oleh Kristus dalam masa kehidupan-Nya di dunia.  Sebaliknya, biarlah segala kesukaran, aniaya, fitnahan, dan penderitaan tersebut kita jalani saja untuk menjadi suatu pengalaman dalam perjalanan iman kita. Sebagai orang Kristen, kita pasti mampu untuk menjalani hal terburuk sekalipun dalam kehidupan kita, karena kekuatan yang Allah berikan kepada kita. Kekuatan dari Allah dapat merubah pemahaman orang Kristen tentang penderitaan. Oleh karena itu jangan pernah menyerah bahkan menghindar dari segala kesukaran  dan penderitaan yang terjadi dalam kehidupan kita.

Penutup:

            Akhirnya saudaraku, dengan kekuatan dari Allah maka kita pasti mampu menyatakan apa yang benar, hidup aktif untuk memberitakan Kristus, dan memahami penderitaan sebagai sesuatu yang berguna untuk menarik hidup kita kepada Tuhan 

Kamis, 26 Maret 2015

Iman Yang Berkemenangan

Iman Yang Berkemenangan

Matius 15:21-28


Saudara-saudara yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus, setiap orang percaya pasti rindu untuk menerima berkat-berkat yang berasal dari Allah. Baik itu berkat berupa berkat jasmani (yakni: kekuatan, kesehatan, perlindngan, dll) maupun berkat rohani (yakni: hikmat). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berkat diartikan karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia. Untuk memperoleh berkat Allah, maka kita harus beriman . karena tanpa iman, Allah tidak menemukan alamat untuk mengirimkan berkat-berkat-Nya pada kita (Ibrani 11:6).
Dalam bacaan Alkitab kita siang ini, dikisahkan perihal perempuan Kanaan yang karena imannya yang hebat, ia menerima apa yang ia inginkan, yakni anaknya sembuh dari kerasukan setan yang membuat anaknya menderita. Imannya membuat ia menjadi menang atas persoalan yang sedang dihadapinya.
Saudaraku, iman yang berkemenangan juga dapat kita miliki dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya.
Bagaimana caranya untuk dapat memiliki iman yang berkemenangan itu?
Kita dapat memiliki iman yang berkemenangan jika kita memiliki sikap-sikap seperti yang dimiliki oleh Perempuan Kanaan dalam pembacaan kita yang terdapat dalam Ijil Matius 15:21-28, yaitu:
1.       Dekat kepada Tuhan (ayat 25 & 27)
Saudara-saudaraku, kata dekat memiliki arti kata pendek atau tidak jauh. Ini berarti bahwa dekat kepada Allah berarti hidup tidak jauh dari Allah. Kalau begitu berarti kita harus ada di sorga. Tidak saudaraku. Bukan begitu yang dimaksud dengan dekat kepada Allah, melainkan dekat kepada Allah itu berarti bahwa kehidupan kita selalu rindu untuk mencari hadirat Allah.
Perempuan Kanaan dalam pembacaan kita tadi memberikan sikap iman yang luar biasa yang dimana walaupun Tuhan Yesus seakan-akan tidak perduli dengannya tapi ia terus mendekat, mengikuti Yesus dan menyembah Dia. Inilah sikap iman yang membuat perempuan Kanaan tersebut menjadi menang atas persoalan hidupnya, dimana ia terus mendekat kepada Yesus. Saudaraku, dalam kehidupan ini, kita pun sebagai orang-orang percaya juga dituntut untuk selalu hidup dekat kepada Tuhan karena hanya dekat dengan Tuhan maka kita akan mampu mengalami setiap persoalan hidup dan juga karena hanya di dalam Dia ada jalan keluar untuk setiap persoalan kita. Ini harus kita percayai dalam kehidupan kita. Dengan kita dekat kepada Tuhan, kita dapat mengenal Dia secara pribadi dan memahami apa yang Ia inginkan untuk kita perbuat dalam hidup kita. Untuk dekat kepada Tuhan maka kita harus selalu membaca Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab kita, dan juga selalu ada bersekutu bersama saudara-saudara kita yang seiman.
Perempuan Kanaan dalam pembacaan kita tadi, tidak akan mengalami kemenangan atas persoalan yang ia hadapi saat itu jika ia tidak terus mendekat atau menghampiri Tuhan Yesus. Kita pun tiadak akan merasakan kemenangan-kemenangan dalam hidup kita jika kita hanya diam atau tidak mau mencari hadirat Tuhan. Dekat kepada Tuhan merupakan sikap iman yang berkemenangan.
2.       Siap menghadapi tantangan (ayat 24-27)   
Ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat yang menceritakan bagaimana sikap Tuhan Yesus terhadap perempuan Kanaan yang sedang menanti pertolongan-Nya. Dalam pembacaan kita tadi, kita dapat melihat ada bermacam tantangan yang dihadapi perempuan Kanaan tersebut. Tantangan tersebut ialah: pertama, perempuan itu bukanlah orang Yahudi melainkan orang Kanaan. Orang kanaan dianggap sebagai golongan kafir yang bagi orang Yahudi tidak layak untuk bergaul dengan mereka. Yang kedua, Tuhan Yesus tidak menjawab jeritannya. Yang ketiga, murid-murid Tuhan Yesus menyuruhnya pergi. Dan yang keempat, permohonannya ditolak. Akan tetapi saudaraku, yang hebatnya ialah perempuan tersebut mampu mengatasi segala tantangan itu. Ia tidak menyerah dan putus asa, ia tidak takut dan mundur, ia tidak mengeluh dan memberontak kepada Yesus, akan tetapi ia menghadapi dan menerima semua tantangan tersebut, ia terus berkata kepada Tuhan Yesus “Kasihanilah aku Tuhan” – “Tolonglah aku Tuhan”. Dan semuanya itu tidaklah sia-sia. Dimana akhirnya perempuan Kanaan tersebut mendapat kemenangan atas persoalannya. Ia memperoleh apa yang ia inginkan. Saudaraku, ada sebuah kisah kehidupan tentang seorang pelatih baseball. Dimana ia mengalami berbagai macam persolan dalam hidupnya. Persoalan tersebut antara lain ialah: pertama, team baseball yang ia pimpin mengalami kekalahan demi kekalahan dan ia terancam dipecat. Kedua, setelah menikah bertahun-tahun dan sudah berulang kali melakukan konsul pada dokter, ia dan istrinya belum juga dikaruniai seorang anak. Ketiga, kehidupan pribadinya begitu sangat kacau dimana ia tidak dapat menyelesaikan persoalan hidupnya yang membuat ia akhirnya merasa sangat tertekan menjalani hari-harinya. Sampai suatu ketika ada seorang bapak datang bertemu dengannya dan berkata kepada pelatih baseball tersebut bahwa

Rabu, 25 Maret 2015

Alasan orang kristen harus kuat

Alasan orang kristen harus kuat
Kejadian 39: 11-23


Saudara-saudara yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus, hidup sebagai orang Kristen di zaman seperti sekarang ini yang kata orang zaman modern tidaklah cukup hanya sebatas menjadi seorang Kristen yang cinta Tuhan. Karena banyak sekali orang Kristen yang cinta Tuhan atau yang mengaku cinta Tuhan tapi kelakuannya tidak mencerminkan kalau dia itu cinta Tuhan. Ada banyak orang Kristen yang mengaku cinta Tuhan tapi menceraikan istri atau suaminya, ada banyak orang Kristen yang mengaku cinta Tuhan tapi berselingkuh, ada banyak orang Kristen yang mengaku cinta Tuhan tapi pembunuh, ada banyak orang Kristen mengaku cinta Tuhan tapi seorang penjudi, ada banyak orang Kristen yang mengaku cinta Tuhan tapi penipu, ada banyak orang Kristen yang mengaku cinta Tuhan tapi ketika mengalami permasalahan dalam hidup ia justru langsung mundur dan kendor bahkan samapi menjauh dari Tuhan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, selain cinta Tuhan, sebagai orang Kristen itu harus kuat.
Yang menjadi pertanyaannya ialah Mengapa kita sebagai orang Kristen harus kuat?
            Kita sebagai orang kristen harus kuat oleh karena alasan-alasan seperti yang tertulis di dalam Kejadian 39: 11-23, yakni:

1.      karena ada penggoda (ayat 12a)
Salah satu fakta yang membuktikan bahwa setan itu ada ialah dengan masih banyak orang-orang yang percaya sama dukun-dukun dan santet-santetan. Saudaraku, setan dengan berbagai cara akan berusaha untuk menyeret dan menjauhkan kita dari Tuhan. Setan ingin kita kecewa terhadap gereja, setan ingin kita memiliki kepahitan dengan orang-orang di dalam gereja, setan ingin membuat kita kecewa tehadap suami, istri, anak-anak, dan keluarga kita. Seorang hamba Tuhan berkata “bahwa setan zaman sekarang ini  tidak lagi menakutkan atau menyeramkan tapi setan sekarang berbentuk wanita cantik, pria tampan, uang, kuasa. Karena itu, kita harus menjadi kuat. Kuat untuk menolak godaan setan dan kuat berdiri tegak di dalam Tuhan.  Kita pasti tahu tentang kisah Yusuf yang digoda oleh istri potifar (bahasa gaulnya tante girang). Yusuf tahu bahwa tidur dengan istri majikannya bukanlah hal yang benar untuk dilakukan dan dia tahu bahwa itu bukan dari Tuhan sehingga dia memilih untuk mengatakan “Tidak”. Yusuf punya pengendalian diri yang kuat. Walaupun akhirnya ia difitnah dan kemudian dipenjarakan. Akan tetapi Tuhan tidak berhenti sampai disitu menyertai Yusuf yang telah bertindak benar dihadapan-Nya. Justru saat dipenjaralah, Tuhan naikkan Yusuf hingga menjadi penguasa di Mesir. Jadi sudara, jadilah kuat. Percayalah kepada Tuhan. Tuhan selalu bisa pakai rencana-rencana jahat orang atau iblis untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan-Nya. Pekerjaan setan selalu ada hanya untuk sementara. Tapi pekerjaan Tuhan kekal untuk selamanya.

2.      Kita Harus kuat karena keadaan tidak selalu terjadi seperti yang kita harapkan (ayat 20)
Saudaraku ada begitu banyak orang yang sudah berdoa sampai jungkir balik, puasa, minta ini dan itu tapi toh tidak dikasih. Kemudian mulai bersungut-sungut dan timbul kepahitan kepada Tuhan. Rasul Paulus pernah meminta 3 kali kepada Tuhan untuk dijauhkan dari utusan iblis yang mencobai dia. Tapi apa kata Tuhan? Tuhan menjawab Paulus ‘cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, karena justru dalam kelemahanlah Kuasa-Ku menjadi sempurna’. Saudaraku, seharusnya kita bangga kalau kita boleh dipercayai Tuhan untuk mengalami suatu cobaan/tantangan hidup/pergumulan karena sesungguhnya Tuhan ingin melihat sampai mana sih kita kuat. Cobaan/tantangan/pergumulan hidup sesungguh-nya itu untuk memurnikan iman kita.

3.  mengapa kita harus kuat adalah karena hanya orang kuat yang bisa merebut mahkota kemenangan (ayat 21-22)
Saudara-saudara yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, saat ini kita sedang berada dalam pertandingan iman. Pertandingan yang tidak kita lihat tapi sebenarnya terjadi dalam hidup kita, dan kita perangi setiap hari lewat doa. Dalam Timotius 2:1, Paulus berpesan kepada anak rohaninya untuk menjadi kuat. Paulus ingin agar mental Timotius anak rohaninya itu tidak mudah goncang. Gereja juga butuh orang-orang yang kuat, gereja juga butuh jemaat-jemaat yang tidak mudah goncang mental dan imannya, dan gereja butuh orang-orang yang tidak memusingkan diri dengan perkara-perkara pribadinya.  Jadi saudaraku, ingatlah bahwa kita ini sedang berlomba/bertanding. Pertandingan ini bukanlah hal gampang di tengah dunia yang makin rusak ini. kita punya visi, misi. Kita tidak sekedar lahir di dunia, hidup, besar, kerja kemudian mati. Tapi kita punya tujuan hidup untuk menjadi garam dan terang dunia. Kita harus kuat. Kuat agar kita tidak gampang terpengaruh dengan dunia yang makin rusak ini. kita harus kuat agar supaya ketika kita jatuh dalam dosa, kita bisa bangkit lagi dan fokus kepada Tuhan.


Jadilah orang-orang Kristen yang kuat oleh karena alasan-alasan seperti yang tertulis dalam Kejadian 39: 11-23, yakni karena setan itu ada, karena keadaan tidak selalu terjadi seperti yang kita harapkan, dan karena hanya orang kuat yang dapat menerima mahkota kemenangan. Amin.