Sabtu, 04 April 2015

Berani Meminta Maaf

Berani Meminta Maaf
Kejadian 33:4 dan Roma 12:10

            Pembacaan kita Hari ini berbicara mengenai 2 orang bersaudara yang telah kembali hidup berbaikkan, yakni Yakub dan Esau. Yakub dan Esau adalah anak kembar, ibunya bernama Ribka, dan ayahnya bernama Ishak. Dulunya, Esau sangat membenci Yakub karena bagi Esau bahwa adiknya Yakub itu telah mencuri “hak kesulungan Esau” atau “hak Esau yang harusnya ia terima sebagai anak pertama” (Kejadian 26). Oleh karena itu nama Yakub mendapat istilah penipu. Karena Yakub tahu bahwa Esau kakaknya itu ingin membunuhnya maka ia pun melarikan diri dari rumahnya. Setelah melakukan perjalanan yang jauh, maka Yakub tiba di negeri Bani Timur untuk bertemu dengan pamannya yang bernama Laban dan Yakub pun  tinggal di situ. Yakub adalah seorang pekerja yang rajin sehingga ia menjadi seorang yang sangat kaya.

            Selain seorang pekerja yang rajin, Yakub merupakan seorang yang berhati baik. Hal ini terlihat di mana Yakub mengutus orang-orangnya untuk menemui Esau untuk memberitahukan bahwa dirinya ingin bertemu dengan Esau untuk mendapatkan kasih Esau (supaya ia dimaafkan – Kejadian 32:3-5) walaupun sebenarnya Yakub sangat takut untuk bertemu dengan Esau.  Akan tetapi setelah mereka bertemu, mereka berdua malahan saling berpelukan dan seperti tidak memiiliki masalah satu dengan yang lainnya seperti dalam pembacaan kita tadi.

            Memang tidaklah mudah untuk meminta maaf apalagi memaafkan orang yang sudah berbuat jahat kepada kita, akan tetapi Tuhan inginkan supaya kita semua hidup saling mengasihi (Roma 12:10). Oleh karena itu, kita harus mau atau kita harus berani untuk meminta maaf. Jangan pernah malu untuk meminta maaf, jangan gengsi untuk meminta maaf. Mau kita yang salah atau teman kita yang salah, kita harus tetap meminta maaf supaya kita juga bisa hidup damai dengan teman kita, tidak saling bermusuhan. Ada banyak cara kita meminta maaf. Mungkin kita bisa meminta maaf dengan cara traktir teman itu makan, atau kita ajak dia jalan-jalan ramai-ramai, atau dengan cara yang lain. Yang mesti kita ingat, ketika kita mulai merasa kayaknya saya dengan teman saya ini lagi ada masalah deh, maka yang harus kita lakukan ialah meminta maaf supaya kita dapat lagi bermain bersama. Dengan kita berani meminta maaf berarti kita menunjukkan sikap dari seorang pengikut Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar