Sabtu, 04 April 2015

Ujian Iman


Ujian Iman

Matius 15:21-28

Setiap kita yang sedang atau pernah mengikuti suatu pendidikan, pasti pernah mengalami yang namanya ujian. Ujian-ujian yang dilaksanakan berguna untuk mengukur tingkat iq kita, dan bahkan sebagai syarat mutlak sebelum kita naik ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dan yang namanya ujian itu pasti tidaklah menyenangkan, karena kita harus menghafal lagi semua pelajaran-pelajaran sampai larut malam, kita juga harus selesaikan tugas-tugas yang diberikan, dan bahkan kita juga harus cape-capean mempersiapkan catatan-catatan kecil sebagai contekan yang kadang bukanlah jawaban dari soal-soal ujian kita. Betulkan?
            Saudara-saudaraku, bukan hanya dalam kehidupan pendidikan atau dunia saja ada yang namanya ujian, bahkan dalam kehidupan kerohanian kitapun mendapatkan suatu ujian, yakni ujian iman. Dalam pembacaan kita ini dicatat bahwa Yesus sedang menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon setelah Ia bersoal jawab dengan beberapa orang Farisi dan ahli Taurat. Dicatat dalam Markus7:24-30 bahwa Yesus tidak mau diketahui oleh orang lain perihal kedatangan-Nya. Namun sekalipun demikian ternyata kedatangan Yesus tidak bisa dirahasiakan karena ke mana pun Yesus pergi, Dia akan selalu menjadi fokus perhatian banyak orang. Dan kedatangan-Nya itupun diketahui oleh seorang perempuan Kanaan yang mempunyai seorang anak yang sedang kerasukan setan. Kisah ini sangat menarik mengingat perempuan ini adalah seorang Kanaan (golongan kafir) yang bagi orang Yahudi tidak layak untuk bergaul dengan orang-orang Yahudi. Namun iman yang diperoleh dari keberanian dan ketabahan perempuan ini dalam menghadapi tantangan atau ujian, mendapat pujian dari Yesus dan bahkan apa yang diinginkannya akhirnya didapatkannya.
            Sebagai orang-orang Kristen, kita harus mengalami ujian iman untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan.
Apa sajakah ujian iman yang harus kita alami?
            Ujian iman yang harus kita alami ditunjukkan dari sikap-sikap Tuhan Yesus Kristus kepada perempuan Kanaan seperti yang tertulis dalam Matius 15:21-28, yakni:

 1.  Ketika Tuhan seolah-olah terdiam (ayat 23)
                                    Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada tidak dipedulikan oleh seseorang yang sangat kita harapkan mampu menolong kita. Ketika kita sudah berharap sepenuhnya kepada orang tersebut namun orang orang itu sama sekali tidak memberi perhatian, hal itu akan sangat mengecewakan. Hal yang sama dialami oleh perempuan Kanaan ini. Dia datang kepada Yesus dengan harapan yang besar bahwa Yesus akan menolongnya. Namun apa yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya. Yesus tidak menjawabnya sama sekali. Suatu keadaan yang sangat menyakitkan. Tapi sikap perempuan ini sangat mengagumkan, dia tidak undur sedikitpun. Ini merupakan satu sikap yang patut diteladani oleh semua orang.
                                    Ketika Tuhan seolah-olah tidak berbicara apa-apa, seolah-olah tidak mendengar sama sekali seruan kita dalam kesesakan kita, seolah-olah Tuhan tidak mau menolong kita, jangan menyerah, teruslah berseru kepada-Nya. Dalam keterdiaman-Nya, Tuhan sedang memproses ketekunan dan pengharapan kita. Tuhan sedang mengajar kita untuk terus memandang dan berharap kepada-Nya. Melalui proses diam, kualitas iman kita sedang diperbaiki. Apakah dalam keadaan yang sepertinya Tuhan tidak menolong, kita masih tetap berharap dengan iman atau kita menjadi undur dari Tuhan? Ingatlah saudaraku, ketika Tuhan seolah-olah terdiam terhadap seruan kita, ketahuilah kita sedang mengalami ujian iman.

 2.  Ketika Tuhan seolah-olah menolak kita (ayat 24-25)
                                    Ketika Tuhan tidak memberi jawaban/respon dan murid-murid berusaha mengusirnya, perempuan ini tetap berharap penuh kepada Yesus dan dia tidak berbalik pulang dengan kekecewaan. Dia terus berada di tempat itu. Akan tetapi ujian iman selanjutnya harus dilalui oleh perempuan ini. Kali ini Yesus membuka suara namun bukan suatu pernyataan yang diharapkan oleh perempuan ini, karena kalimat yang diucapkan Yesus bernada penolakan. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus tidak untuk orang-orang di luar Israel. Suatu penantian dan pengharapan yang lagi-lagi menyakitkan. Seolah-olah Yesus menolak memberikan pertolongan. Kembali perempuan ini memperlihatkan sikap yang sangat mengagumkan. Dia tidak putus asa, sebaliknya dia malah semakin mendekat dan menyembah Yesus. Dia lebih merendahkan dirinya dengan pengharapan yang besar.
                                    Terkadang kita merasa ditolak Tuhan dan sepertinya Tuhan memalingkan wajah dan tidak memberi pertolongan sama sekali ketika kita sedang dalam tekanan. Namun dalam keadaan seolah-olah Tuhan menolak kita dan semua jalan keluar dari masalah kita sepertinya ditutup, jangan pernah menyerah! Karena dalam keadaan seperti ini, Tuhan sedang menguji kesabaran kita dan kesabaran itu akan membuahkan hasil yang sangat indah. Amsal menuliskan, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, ....” (Amsal 16:32)

 3. Ketika Tuhan seolah-olah merendahkan dan mempermalukan (ayat 26-27)
                                    Ujian iman ketiga yang dilalui oleh perempuan Kanaan ini adalah direndahkan dan dipermalukan. Matius mencatat bahwa ketika perempuan ini semakin mendekati Yesus dan menyembah, Yesus menjawab bahwa tidak patut memberikan makanan anak-anak kepada anjing. Dikatakan sebagai anjing tentu bukan hal yang menyenangkan sebaliknya itu akan sangat menyakitkan. Akan tetapi perempuan ini tetap bertahan dan tidak menyerah, dia membenarkan apa yang dikatakan Yesus, dan semakin merendahkan dirinya di hadapan Yesus. Suatu sikap yang sangat menakjubkan dan mengagumkan sehingga Yesus pun memberi pujian. Dan imannya yang besar itulah yang menyembuhkan anaknya seketika itu juga. Iman yang diperoleh melalui berbagai ujian yang cukup berat.
                                    Seringkali sebagai anak-anak Tuhan, kita mengalami situasi di mana kita merasa sangat dipermalukan dan sangat direndahkan. Jangan berputus asa dan kehilangan harapan. Yesus tidak sedang mempermalukan kita, sebaliknya Dia sedang menguji ketabahan, kesetiaan dan kerendahan hati kita. Ujian kerendahan hati adalah ujian yang paling berat. Tetapi jika kita berhasil melaluinya, kita akan memperoleh hasil yang luar biasa, seperti perempuan Kanaan itu.

Penutup:
            Saudaraku, mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini, didiamkan, ditolak dan direndahkan, tapi jangan pernah putus asa tetaplah setia dan berharap kepada-Nya karena Tuhan tidak akan membiarkan kita tertekan oleh masalah terus menerus. Sabar dan pujilah Dia karena Ia sedang menuntun kita kepada rencana-Nya yang besar. Jawaban akan kita terima pada waktu yang tepat karena Tuhan tidak mengenal kata “terlambat.” Tetaplah setia dan berharap kepada-Nya dan kita akan terheran-heran melihat apa yang Tuhan lakukan. Amin.

4 komentar:

  1. sungguh membantu ujian praktek saya, god bless you dude:)

    BalasHapus
  2. Mendapat pengertian dan kekuatan bahwa tetap maju walaupun seakan blum waktunya Tuhan menolong. Amin

    BalasHapus
  3. Kiranya renungan Firman Tuhan ini menguatkan Aku dan Keluargaku, "Orang sabar melebihi seorang pahlawan Amsal 16:32

    Terimaksih,
    Tuhan Yesus Memberkati👏🏻

    BalasHapus